Berawal dari kunang-kunang, saya mulai tertarik
mencari hal-hal yang berkaitan dengan makhluk kecil bercahaya itu. Tak disangka
saya justru menemukan hal lain dijendela dunia maya. Forum Indonesia Muda, yang
katanya penuh dengan orang-orang menginspirasi, dengan orang-orang yang tak
hanya mengkritik tapi juga memberi solusi. Mulai dari sana saya mencari tahu
lebih lanjut filosofi dari FIM ini.
Sambil memyelam minum air, ternyata tempat saya
mengabdi sebagai volunteer yang pada waktu itu masih bernama Sahabat Pulau
Chapter Semarang (sekarang Sahabat Tenggang) sebagaian orang-orangnya pernah
mengikuti pelatihan FIM, diam-diam saya mencari tahu lebih detil dari mereka,
dan saya memberanikan diri untuk mendaftar pada FIM 15, sayangnya waktu itu
saya gagal. Tidak sampai disana saya masih mencoba di FIM 16, dan hasilnya pun
sama GAGAL. sempat muncul pikiran-pikiran tidak sehat, tapi kawan-kawan saya
menyemangati dengan jargon jangan menyerah sebelum 21 kali mencoba, saya
men-iyakan tapi dalam hati "siapa yang tahan dengan 20 kali
penolakan?" hehehehe
Berlanjutlah ke FIM 17, waktu mengisi aplikasi
pendaftaran FIM, ada keraguan, antara ingin menlanjutkan atau berhenti sampai
disitu. Tapi kembali lagi tekad sudah dibulatkan apapun yang terjadi jangan
berhenti mencoba, dan prinsip saya "kecuali saya sudah tak mampu bergerak,
bicara dan melihat saat itulah waktunya berhenti". Sekitar awal bulan
maret dengan malasnya saya membuka portal FIM, tidak disangka saya lolos
sebagai peserta FIM 17, ditanggal yang berangka 17, angka yang sama dengan
tanggal lahir dan angka yang sama dengan nomor punggung pemain bola favorit
saya(bebeb hazard hehehe).
Dan disilah saya dengan kegigihan yang cukup keras
kepala, saya bertemu dengan orang-orang yang sangat menginspirasi, mulai dari
teman sekamar, teman satu grup fasilitator dan teman API Ekspresi, dan yang
paling berkesan bagi saya adalah grup Fasilitator 11 Tak Tongtong namanya,
terdiri dari 11 orang(termasuk panitia 2 orang kak yuri yang suaranya mirip
dahsyat sama fitrop dan kak acho yang geraknya sangat menginspirasi siapa lagi
dialah founder sahabat pulau) yang memiliki sudut pandang, watak dan karakter
yang berbeda kami berbaur menjadi satu.
Mulai dari Septian alias Babe UNJ yang jadi ketua grup
pribadinya yang kocak sudah cukup membuat suasana mencair dengan candaannya.
Adji IPB, dengan proyeknya mencari jodoh, adalah
partner dari si babe, tampangnya yang kelihatan dewasa(karena didukung kumis
cetarnya) tidak menutupi sifatnya yang lebih kocak dari si babe, dan si adji
ini salah satu calon ketua angkatan FIM 17, hanya sampai situ aja sih. hehehe
(tetep semangat aja lah)
Thofa, saya menyebutnya Nazar dari medan, dia tidak
pandai menyanyi tapi akting dan cara dia membaca puisi patut di acungi jempol.
Gayanya berbicara yang membuat saya menyebutnya sebagai Nazar dari Medan.
Kak Iin UNSOED, orang yang namanya cukup melanglang
buana di jagad media sastra tapi sudah orang ini yang paling sulit dicari
keberadaannya, dan ternyata dia adalah seorang penulis. (dan saya sangat tidak
pede menulis tentang dia disini, duh dibanding dia, tulisan aku mah apa atuh)
Chika ITB, perempuan cantik dari bandung, sempat kaget
ternyata bidadari itu ada. Dari awal pengumuman peserta sudah di tentukan
kelompok fasil masing masing dan perempuan inilah yang menyatukan fasil 11,
cukup mampu mengayomi.
Afifah, bidadari kedua di fasil Tak Tongtong berasal
dari UNAND Bengkulu pribadi yang anggun dan ceria.
Nufit, perempuan tangguh dari Univ. jember si single
fighter, seorang yang baru keliatan sifatnya di hari-hari terakhir kita di
fasil, dibalik sikapnya yang tenang dia orang yang kocak. (terbongkar juga
kedokmu nona hahaha)
Bayu UII, sedikit sulit untuk mengdeskripsikan orang
satu ini, karakternya kuat tenang dan agak serius, takut juga saya pas liat
orang ini , eh lama lama keliatan juga bisa di ajak bercanda.
Akbar, dari sulawesi selatan, malu-malu lebih lancar
berbahasa inggris dan pribadinya lebih tenang dari air, eh pas hari terakhir sama
juga muncul sifat kocaknya.
Kak Yuri perempuan palembang, panitia yang cantik lincah
dan bersuara fitri tropika inilah yang mengayomi kami selama pelatihan FIM.
Kak Acho, dari sulawesi selatan, partner dari kak
yuri, pribadinya sungguh sangat menginspirasi, dari semua kisahnya , sahabat
pulau lah yang paling berkesan. (dalam hati sahabat pulau? ah dunia ini sempit,
tapi logika berkata bukan dunia yang sempit, jaringan yang meluas)
Dan disinilah saya di sudut bilik tidur menulis apa
yang bisa kutulis, memikirkan apa yang baru kulewati, benar apa kata panitia
nantinya kami akan mengalami FIM Sick, perasaan dimana rindu lebih mendominasi,
merindu FIM dengan segala kesenangan dan kerumitan didalamnya.
Sebagian peserta Forum Indonesia Muda Angkatan 17
Pemudi Penggerak bangsa (Foto ngambildari instagram panitia hehehe)
Setelah pelatihan selama 5 hari, selain pengalaman, buku buku ini yang saya dapatkan.
Hari pertama perkenalan bersama Fasil 11
(Tak Tongtong)
Ini nih FIM Oye (Semarang) euy....!
Hari terakhir kita bersama :D
Selamat Hari Pendidikan dari Tak Tongtong Fasil 11
Apalah apalah
Malam Api Ekspresi, Kak Yuri habis nari piring euy...
dari kiri : Panitia (lupa na, durhaka betul saya hehe), Yesi dari aceh, Bunda Tatty, belakangnya Panitia (lupa nama lagi, ampun nih sayanya), saya yang paling kece hehehe, belakangnya panitian lagi dan lupa nama lagi, Dika dari Solo, dan Panitia juga saya lupa namanya.
Bareng pak Elmir, Romeonya Bunda Tatty :D
Begitulah kehidupan, narsis dimana mana










