Mari duduk bersila
kita akan berimajinasi
"mimpi indah di tahun 2025 nanti",
kala kita sudah bercucu...
masa depan adalah,
hal-hal yang telah ada
terletak di satu ruangan,
nan kita belum ketahui,
hanya sesederhana itu....
240 juta jiwa adalah berkah,
Bangsa nan kreatif itu,
teladan dalam pluralisme,
selama padu!!!
Walau reformasi ramai bertengkar,
partai-partai berebut kuasa,
sementara alampun tak hentinya meradang
tanpa kita sadari...
Kue produksi domestik naik,
walaupun tidak capai sasaran,
kini negeri peringkat 15 dunia,
anggota G-20...
Di atas kertas, di 2025,
sekitar setengah kue domestik ASEAN,
milik kita...
kita menjelma jadi raksasa
dapatkah kalian mengerti apa artinya itu ???
kebanggan yang harus di jaga...!!!!
Kawan-kawanku
"Bagaimana mendistribusikannya dengan adil ?"
itulah utamanya !!!
Tentunya tanpa jurang perbedaan,
antara bumi dengan langit
Juga tidak harus sama rata
"kwantitas" jaga, tapi juga "kwalitas"
keadilan dalam kesejahteraan
dipandu hati nurani...
Disemua lini, tak lagi ada :
Kelaparan kurang gizi
Anak tertimpa gedung sekolahnya
Ditolak berobat alasan biaya
agar hidup tak terlalu sunyi,
smua layak didengar, patut disapa
Mereka bingung, nan frustasi
ibu-ibu "kamisan" tanyakan anaknya,
bakar diri depan istana hingga jahit mulut dibawah tenda,
tak pula layak bocah dipenjara, sementara koruptor berkeliaran.
Demokrasi apa yang kita anut???
Jika rakyat sudah tidak didengar....
Kawan-kawanku
Politik serta ekonomi belaka
tak sanggup lagi
menenangkan keresahan itu...
Nuranilah keadilan,
perhalus dengan taqwa,
Sidharta Gautama memutuskan bertapa...
Telah kita lihat partai-partai berenggutan
memainkan sikut dan tendangannya
Sumpah serapah,
memaki...
Berkilah,
menebar uang !
Surat palsu berkeliaran,
bau busuk mengendus,
KPU dan MK saling menuduh
Demokrasi kita,
Tergradasi urakan
Indonesia kini dicekam kuku-kuku tajam
darahpun telah muncrat...
Rintihan disekap dilupakan,
Retorika ke retorika
Janji ke janji
Akan ke akan
Nanti ke nanti
Dusta ke dusta...
Penghancuran ini
dari dalam diri kita sendiri...
Tunggu saatnya,
di altar waktu,
semua kan terbuka...
Kawan-kawanku,
Semoga kita masih ada,
bersila bersama,
di 2025 nanti.
*sedikit mengutip dan mengubah syair dari Astar Siregar
ditulis pada June 1, 2013
kita akan berimajinasi
"mimpi indah di tahun 2025 nanti",
kala kita sudah bercucu...
masa depan adalah,
hal-hal yang telah ada
terletak di satu ruangan,
nan kita belum ketahui,
hanya sesederhana itu....
240 juta jiwa adalah berkah,
Bangsa nan kreatif itu,
teladan dalam pluralisme,
selama padu!!!
Walau reformasi ramai bertengkar,
partai-partai berebut kuasa,
sementara alampun tak hentinya meradang
tanpa kita sadari...
Kue produksi domestik naik,
walaupun tidak capai sasaran,
kini negeri peringkat 15 dunia,
anggota G-20...
Di atas kertas, di 2025,
sekitar setengah kue domestik ASEAN,
milik kita...
kita menjelma jadi raksasa
dapatkah kalian mengerti apa artinya itu ???
kebanggan yang harus di jaga...!!!!
Kawan-kawanku
"Bagaimana mendistribusikannya dengan adil ?"
itulah utamanya !!!
Tentunya tanpa jurang perbedaan,
antara bumi dengan langit
Juga tidak harus sama rata
"kwantitas" jaga, tapi juga "kwalitas"
keadilan dalam kesejahteraan
dipandu hati nurani...
Disemua lini, tak lagi ada :
Kelaparan kurang gizi
Anak tertimpa gedung sekolahnya
Ditolak berobat alasan biaya
agar hidup tak terlalu sunyi,
smua layak didengar, patut disapa
Mereka bingung, nan frustasi
ibu-ibu "kamisan" tanyakan anaknya,
bakar diri depan istana hingga jahit mulut dibawah tenda,
tak pula layak bocah dipenjara, sementara koruptor berkeliaran.
Demokrasi apa yang kita anut???
Jika rakyat sudah tidak didengar....
Kawan-kawanku
Politik serta ekonomi belaka
tak sanggup lagi
menenangkan keresahan itu...
Nuranilah keadilan,
perhalus dengan taqwa,
Sidharta Gautama memutuskan bertapa...
Telah kita lihat partai-partai berenggutan
memainkan sikut dan tendangannya
Sumpah serapah,
memaki...
Berkilah,
menebar uang !
Surat palsu berkeliaran,
bau busuk mengendus,
KPU dan MK saling menuduh
Demokrasi kita,
Tergradasi urakan
Indonesia kini dicekam kuku-kuku tajam
darahpun telah muncrat...
Rintihan disekap dilupakan,
Retorika ke retorika
Janji ke janji
Akan ke akan
Nanti ke nanti
Dusta ke dusta...
Penghancuran ini
dari dalam diri kita sendiri...
Tunggu saatnya,
di altar waktu,
semua kan terbuka...
Kawan-kawanku,
Semoga kita masih ada,
bersila bersama,
di 2025 nanti.
*sedikit mengutip dan mengubah syair dari Astar Siregar
ditulis pada June 1, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar